Setiap manusia yang ada di muka bumi ini pasti akan mengalami ujian dalam kehidupan. Ujian hidup ini bermacam ragam bentuk dan rupanya, ada yang ringan dan ada pula yang berat.
Musibah adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar dugaan manusia dan perkara tersebut sebenarnya adalah suatu ketentuan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah berfirman:
“Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi, dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah sedia ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [Al Hadiid: 22]
Adapun musibah yang berlaku adalah kerana ketentuan Allah SWT, tetapi antara puncanya adalah akibat kesalahan manusia itu sendiri. Musibah yang terjadi mungkin sebagai satu bentuk azab dan hukuman atas kemaksiatan, kedurhakaan dan kelalaian kepada Allah SWT dan rasulNya.
Firman Allah SWT,
“Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah; dan apa jua bencana yang menimpamu maka ia adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri” [An Nisa`: 79]
“Kemudian jika mereka berpaling (enggan menerima hukum Allah itu), maka ketahuilah, hanyasanya Allah mahu menyeksa mereka dengan sebab setengah dari dosa-dosa mereka; dan sesungguhnya kebanyakan dari umat manusia itu adalah orang-orang yang fasik.” [Al Maidah: 49]
Sungguhpun demikian, ada kemungkinan musibah yang berlaku itu sebenarnya ada nilai baik, kerana di sebalik keburukan terdapat hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil.
Firman Allah SWT,
“Dan apa jua yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana), maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan (dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa); dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian besar dari dosa-dosa kamu.” [Asy Syura: 30]
“Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar: (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali'. Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayahNya.” [Al Baqarah: 155-157]
Ini bermakna bahawa musibah yang menimpa juga merupakan satu bentuk ujian kepada golongan mukmin dan bisa menjadi penghapus kepada dosa-dosa yang dilakukan.
Seorang mukmin hendaklah tetap bersabar terhadap takdir Allah SWT dan bertaqwa kepada-Nya agar mendapatkan pengampunan dari Allah.
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah kelelahan, penyakit, gelisah, duka, dan kesedihan menimpa seorang Muslim bahkan sekadar duri yang menusuk kulitnya, melainkan Allah menjadikan semua itu sebagai penebus kesalahan-kesalahannya.” [Riwayat Bukhari dan Muslim]
Yang paling dituntut adalah kesedaran dan rasa insaf atas segala kesalahan yang telah kita lakukan. Di samping itu kita wajib redha dan berfikir positif kerana musibah yang menimpa itu juga merupakan penyegeraan hukuman di dunia sebagai pengganti dari hukuman yang lebih berat di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya maka Dia akan menyegerakan hukuman baginya di dunia. Apabila Allah menghendaki kejelekan kepada hamba-Nya maka Dia akan menunda hukuman akibat dosanya hingga ditunaikan pada hari kiamat.” [Riwayat At Tirmidzi]
Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment